Saleh dan Hikmat Bukanlah Allah
No: GMIKA/IPS/290619/21.00wib/GS/ MieGoreng
Judul: Saleh dan Hikmat Bukanlah Allah
Pengkhotbah 7:15-18
"Dalam hidupku yang sia-sia aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya. Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri? Janganlah terlalu fasik, janganlah bodoh! Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu? Adalah baik kalau engkau memegang yang satu, dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan Allah luput dari kedua-duanya." Awalnya saat kita pernah mengira ayat ini salah. Kenapa kita tidak boleh terlalu saleh atau terlalu berhikmat? Jangan pernah meragukan Alkitab, Firman Allah tidak pernah salah. ayat itu Benar.
Kita bersusah payah mengejar kesalehan dan hikmat. Celakanya, di balik kesalehan dan hikmat kita tidak melihat Allah yang lebih besar dari kesalehan dan hikmat itu. Ingatlah Kesalehan dan hikmat adalah akibat, bukan tujuan kekeristenan. Seringkali kita menjadikan kesalehan dan hikmat sebagai tujuan. Allah lah harus menjadi tujuan kita. Jangan sampai kita mengejar kesalehan dan hikmat akhirnya menghilangkan Allah dalam hidup kita sendiri. Seperti saat kita melihat orang lain menderita, bukan seberapa besar orang itu menderitanya, tetapi bagaimana sikapmu kpd orang itu akan penderitaannya.
Jadi iblis ada di kesalehan? Ada. Atau iblis ada di hikmat? Ada!!! Iblis bisa ada di setiap hal didunia ini. Hanya Allah saja satu-satunya yang tidak dapat iblis sentuh. Jangan menjadikan kesalehan atau hikmat kita sebagai “Allah” baru. Itulah penyebab adanya orang saduki atau orang faris “.... hidup kesalehanmu tdk lebh baik dr orang Farisi,maka kamu akan binasa..." Mari dirikan hikmat dan kesalehan kita di atas dasar Yesus Kristus, jangan sampai itu disusupi dfn licik oleh iblis sehingga pribadi Allah yg Benar dalam Tuhan Yesua terganti dgn pengejaran Saleh dan Hikmat.
amin....
Komentar
Posting Komentar