Gaya Hidup "Dukacita"
No: GMIKA/BS/250119/21.00wib/GS/ BihunGoreng
Judul: Gaya Hidup "Dukacita"
Tritunggal itu bukan hirarki, tetapi taksis yaitu urutan tetapi tidak menunjukkan keutamaan (semuanya satu). Bapa Anak dan Roh adalah adalah Tunggal tapi Tri (tiga pribadi). Banyak orang menganggap Roh kudus sebagai menjadi gejala / fenomena yang ada karena kita mempunyai atau didasari perbuatan kita lebh dahulu. Roh Kudus itu datang karena kehendakNya sendiri, tidak ada campur tangan kita, atau stimulasi perbuatan manusia lebih dulu.
Matius 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Matthew 5:4 "Blessed are those who mourn
(dukacita karena meratapi keberadaannya), for they will be comforted (sempurna).
Berbahagai karena "kamu akan memiliki.... Jika..." Orang yang meratapi keberadaannya (sbg manusia yg fana, cenderung menjauhi Allah dsb) lebih mudah bertobat dan menerima Yesus (keselamatan) bukan karena "berkat duniawi".
Sorga itu bukan tujuan keselamatan, tetapi akibat.
Saat kita mengikut Yesus, jangan pula berdasarkan reaksi. Saat kita melayaniNya dengan sungguh-sungguh, kita tidak boleh menuntut reaksi dari luar. Alkitabpun tidak pernah berbohong, reaksinya tidak pernah sesuai/diatur oleh manusia. Karena Alkitab adalah Benar. Mourn itu dukacita karena meratapi keberadaannya. karena sadar bahwa ia tidak layak. Sebab itu ada bahasa Gereja yg mengatakan hidup dukacita "joyful sadness" sukacita karena kesedihan. Neraka itu bukan sekedar api yang menyala-nyala. Neraka adalah saat ketika menolak Yesus dan Tritunggal Maha Kudus.
Yakobus 4:9-10
"Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. "(Niv): "Grieve, mourn and wail. Change your laughter to mourning and your joy to gloom (kelabu)."Humble yourselves before the Lord, and he will lift you up." Hanya Allah yang meninggikan kita, caranya dengan kita meratapi keberadaan kita. Kita harus menyadari kemalangan kita. Kemalangan kita itu karena kita tidak mampu hidup kudus di mata Allah. Kemalangan kita itu bersifat ontologis (keberadaan awal) dan eksistensi (keberadaan saat ini). Kita ini adalah orang-orang "reject" (terbuang).
2 Petrus 1:5
"Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan," (niv) "For this very reason, make every effort to add to your faith goodness; and to goodness, knowledge;"
2 Petrus 1:6-7
"dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,...." (niv) "and to knowledge, self-control; and to self-control, perseverance; and to perseverance, godliness;"....
Iman itu bukan akhir....
Perlu ditambahkan sprti Firman TUHAN diatas. Kerendahan Hati mengawali segalanya dalam hidup kita, dan diakhiri dgn mampu mengasihi sesama seiman dan semua orang. 1Yohanes 1:8 "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita." Yakobus 5:1 "Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!"
Filipi 4:4
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Bersukacita Tuhan itu bukan karena kita memiliki dunia, tetapi karena kita mampu menolak diri kita sendiri,yg cenderung menolak Allah..
Filipi 4:7
"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Milikilah gaya hidup yang miskin dan dukacita, karena ini undang-undang (Kerajaan) kita.
1 Yohanes 3:3
"Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. "...menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. " ini bersifat aktif, yaitu menaruh pengharapan kita kepada Yesus. Setiap Orang itu sedang menyucikan dirinya untuk sama seperti Yesus. Jangan sakit hati, saat orang lain lebih dari kita.
2 Korintus 7:1
"Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah." (niv) "Therefore, since we have these promises, dear friends, let us purify ourselves from everything that contaminates body and spirit, perfecting holiness out of reverence for God."
God Bless You
-o-
Komentar
Posting Komentar