Kemuliaan Allah Tidak Mau Dicampuri Kepentingan Daging !

Resume BS 22 Juli 2016
GMIKA/BS/220716/21.15wib/GS/Singkeju

Efesus 6:21.
Peperangan rohani dengan tingkatan-tingkatannya membuktikan bahwa dunia rohani itu ada dan mempengaruhi dunia yang kelihatan.Orang Kristen harus memulai peperangan ini. Yaitu mereka yg sudah terlahir kembali.  Istilah Lahir Baru sebenarnya tidak ada, tetapi yang ada dilahirkan kembali (born again).
Kekeristenan itu bukan hanya karena sekedar membaca alkitab, ikut bergereja, tetapi bagaimana Kristus bersatu dengan kita. Orang yang mengalami didiami Roh Kudus harus juga menerima salib Kristus dan orang yang menerima salib otomatis akan diurapi Roh Kudus. Roh Kudus dan salib itu seperti tangan kanan dan tangan kiri Allah.

Peperangan rohani ada 2 macam tahap, dan wajib terjadi yaitu:
1# peperangan melepaskan diri sendiri dari kehidupan yang terikat dengan dosa,ego dan budaya (hal-hal diluar Kristus)
2# setelah menang dengan diri barulah peperangan melepaskan orang lain dari kehidupan yang terikat dan membawa mereka bersatu dengan Kristus juga.
Tak mungkin atau jangan sampai dibalik, urutan perangan ini karena orang itu akan potensi "dimakan"
Iblis,maksudnya ditipu mentah-mentah.

Galatia 3:3
"...Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? "
Segala sesuatu yang dimulai seseorang dengan Roh, belum tentu diakhiri nya oleh Roh. Karena jika tak waspada dia akan merosot menjadi Daging.
Pekerjaan Kudus  tidak pernah diawali, karena kita yang menawarkan kepada Allah, tetapi sebaliknya,yaitu Allah tidak pernah bisa memakainya jika semuanya berdasarkan kepentingan daging.
Tuhan nampaknya selalu "lambat" karena sebenarnya Ia "tidak menemukan" orang yang bisa dipakai. Semua manusia kebanyakan menawarkan dirinya kepada Tuhan berdasarkan pemikirannya sendiri.

Yesaya 59:2
"tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."
Bumi ini dan manusia penuh dosa, maka Tuhan menyembunyikan diriNya. Sebab itu saat kita bertemu Tuhan dalam hadiratNya membutuhkan waktu dan proses yang panjang.
Sama seperti Daud dalam 1 Tawarikh 21:13
"Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya;...." 
Daud jatuh dalam sombong, apa gunanya Roh Kudus dalam diri orang percaya jika Roh Kudus tidak memimpinnya atau tidak mau menyerahkan diriNya kepada Kristus. Sekalipun orang yang berprilaku tidak baik (jatuh dalam daging,sama sprti Daud) ,tapi ia memilih diam dalam gereja (Tangan Tuhan) ia lebih baik dibandingkan dengan diluar gereja ( Tangan Tuhan).

Filipi 3:10
"Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,"
Saat kita percaya kepada Yesus tidak bisa kita hanya menerima kebangkitanNya, tetapi kematianNya juga harus diterima dan hal ini tidak bersifat instant.
Pengalaman rohani berbeda dengan pengalaman adi krodati/rasional (Resume BS 040316).
Adi kodrati adalah pengalaman kita yang berdasarkan ego,dosa dan lain-lain tetapi tidak merubah hidup. Sedangkan arti Pengalaman Rohani adalah kita yang berdoasa, yang seharusnya kita binasa, tetapi kita diampuni Tuhan atau terjadi perubahan ajaib saat kita terima Yesus dan merubah hidup kita.

Keluaran 30:22-33
Diceritakan tentang ketetapan pembuatan minyak. Tuhan "seolah" tidak memgenal orang yang tak diurapi minyak dan berbeda dengan Dia,maka Dia  akan mati.Tuhan hanya mengenali jika ada RohNya (minyak).
Kata "badan orang awam" diartikan orang yang tidak pernah dipilih Allah.

Imamat 10:1-3
Ayat 2: "Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN.
Anak2 Eli mati, karena Tuhan tidak suka, tidak mengenal dan tidak memerintakan api yang asing itu.
##Allah tidak mau dicampuri oleh daging##

AMIN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Sifat dalam Hukum Taurat : Berkat, Hidup, Kematian dan Kutuk

Ciptaan Yang Terlihat dan Tak Terlihat

Menghargai Hidup