Iman Kepada Allah tidak selalu berarti "Menang, Berhasil, dan Kuat tak Terkalahkan"
Suara
Penggembalaan :
Hari ini
terdapat pertentangan antara Jalan Allah dan jalannya manusia, bahkan mulai kita
lihat beberapa diantara kita mulai meninggalkan JalanNYA setelah mereka merasa
sulit sedikit saja.
Kalau kita lihat di Perjanjian Lama, kita seperti sedang melewati Zona
Perang yang tak habis-habisnya, penuh darah, pedang dan kematian musuh-musuh
Israel, sebaliknya kemenangan dan kejayaan berada di Pihak Israel karena Allahnya.
Dan
karena semua ini orang bisa bingung tentang apa sih IMAN itu ? Terlebih jika kita
lihat Perjanjian Baru tentang orang-orang yang dahulu Gagah Perkasa, tiba-tiba jadi lemah tak berdaya
menghadapi musuh-musuh mereka yang tak lebih kuat dari musuh-musuh terdahulu.
Mengapa ya?
Apakah kita telah mengakhiri IMAN itu ? Jawabnya TIDAK. Allah Maha Kuasa yang
melemahkan diriNya adalah inti pemberitaan Perjanjian Baru, karena musuh yang paling kejam dan
biadab "keluar dari persembunyiannya" dengan membunuh Anak Manusia
dititik paling lemah. Dialah penghulu dunia yang jahat, yang seketika merasa
menang, namun seketika pula kerajaannya dikalahkan secara total di alam maut ini,dan
melalui kebangkitan dari titik paling lemah,musuh tak dapat mengalahkan
"Allah yg melemahkan diriNYA".
Seandainya dalam Taurat tak ada darah
kematian domba-domba disembelih, maka kita ber iman sia-sia. Sebab itu adalah
"Sandi Bapa" pada kita. Bahwa AnakNYA menjadi domba sejati yang
mengampuni semua kegagalan kita. Manusia di bumi sampai hari ini tak tahu...
Bahwa Yesus
menyerahkan diri dalam Kelemahan dan mengizinkan sadistis manusia menghajar
binasakanNya di bumi ini. Tapi Karena semua ini kita akhirnya bisa masuk Ruang Maha Kudus. Dan orang yang percaya pada jalan Allah ini adalah orang KudusNYA yang telah ditebus,dan akan makan bersaman dengan Dia yang Maha Kudus.
(Baca: Kis 20:28. Yoh 21:15-18).
Selamat Berjalan dalam Jalan Allah. (GS)
Komentar
Posting Komentar