Studi Jemaat Kolose PART 2

5/26/13, 2:23:16 PM: Gembala GMI Kurios Agung :

(RENUNGKAN). Khotbah GS ibadah Minggu pagi 26 Mei 2013  (sudah disempurnakan sbg bagian dari Studi KOLOSE..).

Remaja pria cenderung memiliki penampilan seperti idola boy-band mereka. Hal ini mungkin akan berlalu secara fenomena, tetapi ada sebuah spirit di belakang itu.(Contoh dan info:  Remaja putri saat ini cenderung lebih menyukai pria yang kemayu (bahasa Jawa, artinya: berpenampilan seperti perempuan).    Pada zaman ini, laki-laki yang berpenampilan jantan/ sebagaimana laki-laki adalah kurang laku. Contoh yang lain, pemain Reog di Ponorogo tidaklah boleh menikah/ menyentuh perempuan, lalu untuk menyalurkan hasrat biologisnya mereka bersetubuh dengan remaja pria. Dalam hal ini, homoseksualitas dilegalkan sedemikian, dalam sebuah kebudayaan tradisional. Dalam kebudayaan Tiongkok maupun Jepang juga ada kebudayaan yang melegalkan homoseksualitas.

Semuanya ini dikarenakan adanya skenario dari si jahat di belakang itu, yaitu memusnahkan umat manusia dengan cara homoseksualitas. Manusia dicipta oleh Tuhan sebagai bagian kemuliaan, tetapi hal ini dicoba untuk dihancurkan.

Tantangan di atas dihadapi oleh semua orang, tetapi sebagai orang Kristen kita memiliki tantangan yang jauh lebih berat, yaitu ketika si jahat berusaha untuk menyesatkan kita, karena hal ini bersifat lebih halus dan lebih jahat karena menusuk sampai ke sumsum dari pemikiran kita.

Jati diri kita berusaha direduksi oleh zaman ini, contohnya: ketika kita pergi ke sebuah restoran dengan memakai pakaian yang kumal dan memakai sandal jepit pasti akan diperlakukan secara berbeda dengan ketika kita pergi ke sana memakai pakaian yang sangat rapi dan mahal serta bersepatu. Hal ini disebabkan karena orang tidak lagi melihat siapa diri kita, tetapi yang dilihat adalah isi kantong kita. Identitas direduksi hanya sekedar kekuatan ekonomi kita berapa, etnis kita apa, berapa tingkat inteligensi kita. Identitas yang dinyatakan dalam Alkitab oleh rasul Paulus adalah di dalam Kristus, dengan karakteristik: kudus dan setia beriman kepada Kristus. Paulus menyapa bukan dengan nama melainkan dengan identitas kita di hadapan Allah.

Identitas kita tidaklah boleh direduksi oleh dunia ini. Identitas kita adalah bagaimana diri kita di hadapan Tuhan. Kita tidak bisa berdiri di hadapan Tuhan dengan kebanggaan seperti yang dimiliki oleh orang Farisi maupun pemungut cukai. Orang Farisi bisa sedemikian karena mereka memiliki penafsiran yang salah terhadap Firman Tuhan.  BS salah satunya menekankan pada kembali kepada kebenaran/ Firman Tuhan/ sola scriptura (artinya: hanya Firman), dan memiliki penafsiran yang sangat mendekati kebenaran.
5/26/13, 2:43:05 PM: Gembala Gmi: Kita yang termasuk anggota GRII mungkin akan berpikir bahwa kita adalah orang benar dan orang yang dari gereja lain tidaklah benar. Yang perlu dipikirkan adalah: apakah Theologi Reformed hanya ada dalam pikiran? Sebagai orang Kristen, mengapa kita hidup di tengah-tengah kemunafikan?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Sifat dalam Hukum Taurat : Berkat, Hidup, Kematian dan Kutuk

Ciptaan Yang Terlihat dan Tak Terlihat

Menghargai Hidup