Menunggu Waktu Yang Baik
No: GMIKA/SharingGS/060119
Judul : Menunggu Waktu Yang Baik
Lukas 4:1-13
Kisah pencobaan di padang gurun versi Lukas sedikit berbeda dengan Matius maupun Markus. Ada sedikit catatan yang layak disimak dalam menutup tahun 2018 ini, yaitu: "Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik" (13).
Kisah pencobaan yang dilakukan Iblis terhadap Yesus memang berakhir dengan kemenangan Yesus. Atas tiga pencobaan yang diajukan Iblis, Yesus tidak pernah tergoda untuk menggugu (menuruti) keinginan Iblis. Yesus teguh pada pendiriaan-Nya. Ia tidak goyah. Ia bergeming. Dan karena itulah Iblis memilih untuk mundur.
Akan tetapi, dalam catatan Lukas, alasan Iblis mundur bukanlah karena mengaku kalah, bukan pula karena tahu bahwa Yesus tak mungkin goyah, tetapi karena ia merasa waktunya memang tidak baik. Waktunya kurang tepat. Menarik bukan, Iblis tidak mengakui kekalahannya. Ia tetap merasa masih mampu mengalahkan Yesus. Ini hanya soal waktu. Oleh karena itu, Iblis menunggu waktu yang baik.
Jika demikian tindakan Iblis terhadap diri Yesus, kepada para pengikut Yesus pastilah ia akan melakukan yang sama. Menunggu waktu yang baik tidak berarti sekadar termangu, diam, dan berpeluk tangan. Tidak. Menunggu waktu yang baik berarti tetap waspada. Artinya: penuh konsentrasi. Tidak lengah.
Itulah yang dikerjakan Iblis. Ia senantiasa waspada dan siaga. Ia selalu mencari tahu kapan manusia lengah. Dan jika kita lengah, itulah waktu yang baik bagi dia untuk bertindak. Iblis tidak gegabah, ia cukup sabar untuk menanti saat yang tepat baginya bak singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1Ptr5:8).
Itu berarti hanya ada satu jalan bagi kita, para murid Kristus abad ke-21, yaitu: kita harus lebih waspada ketimbang Iblis. Caranya, sebagaimana Yesus: kita harus mau hidup dan dihidupi oleh firman Allah. Selamat berjala bersama Tuhan!
Tuhan Yesus memberkati...
Komentar
Posting Komentar